Sekolah SD di Jepang (Part 1)

Proses pendaftaran dan persiapan

 

Assalamualaikum.

Saya akan berbagi mengenai sekolah SD di Jepang, khususnya di SD kurono, Gifu City, Gifu Prefecture, dimana anak saya mulai bergabung masuk kelas 1 bulan Oktober 2016. Sekolah di Jepang, dari SD sampai perguruan tinggi, pelajaran dibagi menjadi dua semester, yaitu semester pertama April-September, dan semester kedua Oktober-Maret. Jadi awal tahun baru sekolah dimulai bulan April.

Anak saya mulai bergabung di semester 2 tidak menjadi masalah bagi sekolah. Oiya, mendaftar dimulai dengan mengunjungi Pusat Pendidikan di Pemerintah Kota. Jadi bukan dengan datang langsung ke SDnya. Datang bersama dengan anak dan kedua orang tua, serta membawa paspor dan Resident card. Selanjutnya, staff Pendidikan tersebut akan mengecek usia anak dan lokasi SD terdekat dengan rumah, jadi sistem rayon. Masuk usia SD kelas 1 Jepang, harus pas 6 tahun per 1 April. Jika anak lahir 31 Maret maka dia bisa masuk kelas 1, namun jika dia lahir tanggal 1 atau 2 April dan seterusnya, artinya belum genap 6 tahun, maka masuk sekolah kelas 1-nya masih harus tahun depan. Nah, anak-anak Jepang, jika lahir April biasanya akan sedih, karena nantinya akan menjadi yang paling tua di kelas. Sedangkan anak yang lahir Maret, dia akan bangga karena menjadi yang termuda di kelas. Maka dari itu, biasanya orang tua Jepang sudah berencana dan berhitung, anak akan dilahirkan kapan. Mereka biasanya menghindari bulan April atau bulan-bulan terdekat setelahnya.

Setelah menetapkan anak masuk kelas berapa, staff tersebut kemudian akan menelepon SD yang terdekat dengan tempat tinggal kita, menginformasikan mengenai akan datang murid baru, dan informasi lainnya. Lalu sekolah SD akan membuat jadwal kapan orang tua akan mengunjungi SD untuk mendapatkan informasi mengenai sistem, peraturan dan kapan anak akan mulai sekolah. Setelah dibuatkan janji pertemuan dengan pihak sekolah, maka urusan di Pemerintah Kota selesai.

Tahap selanjutnya, sesui jadwal yang telah disusun untuk mengunjungi sekolah, orang tua wajib hadir di sekolah, bertemu dengan guru yang biasa menangani murid asing (luar negeri). Biasanya guru ini memiliki kemampuan Bahasa inggris yang baik, sehingga komunikasi dengan orang asing menjadi lancar. Usahakan hadir di sekolah tepat jam yang dijanjikan, jangan terlambat, karena orang Jepang sangat disiplin dan tepat waktu. Dengan hadir sesuai jadwal, kita menunjukkkan bahsa kita serius ingin anak kita belajar di SD tersebut, jika datang terlambat, maka kesan pertama yang kita berikan ke orang Jepang sudah sangat tidak bagus.

Kami bertemu dengan Amigo Kato Sensei, biasa dipanggil Kato Sensei. Umurnya mungkin sudah hampir 60 tahun namun sangat bersemangat seperti orang Jepang pada umumnya. Oleh Kato sensei, kami diberitahu barang-barang apa saja yang perlu disiapkan untuk keperluan sekolah. Listnya ada di bawah ini=

  1. Randoseru (tas ransel khas anak SD Jepang).

Harga barunya kalau dirupiahkan minim setara 2 juta rupiah. Tas ini berbentuk kotak, dan sama untuk semua murid. Yang membedakan hanya warna dan model. Namun tas ini awet dan bisa dipakai tahan sampai kelas 6, bahkan bisa diturun-temurunkan ke saudara maupun orang lain maupun dijual ke second hand shop.) Bagi orang Indonesia yang tinggal di Jepang yang sementara saja seperti saya, maka mencari tas randoseru second hand lebih hemat daripada beli baru.

  1. Uwagutsu (sepatu dalam kelas)

Sepatu ini harus berwarna putih dan sudah ditentukan bentuknya. Harus membawa dua, yaitu satu untuk dipakai di dalam kelas (putih polos), dan satunya untuk sepatu (putih dengan ujung dan alas warna hijau) olahraga di taikukan (ruang olahraga).

  1. Tempat pensil/disgrib kotak dengan isi wajib pensil harus 5 buah, pensil merah 1, pencil biru 1, marker pen 1, penggaris pendek 1 dan penghapus 1.
  2. Payung kuning dua buah, di rumah satu, dan diletakkan di sekolah satu.
  3. Topi kuning 1. Gunanya untuk dipakai saat berangkat dan pulang sekolah, ini hukumnya wajib dipakai.
  4. Topi merah putih (bolak balik). Dipakai saat di dalam sekolah waktu istirahat atau saat olahraga.
  5. Tas tenteng kuning satu untuk tempat buku perpustakaan.
  6. Gelas plastik, masker, gosok gigi dan napkin wajib dibawa ke sekolah, karena tiap hari ada makan siang bersama (kyousyoku).

Mengenai makan ini, jika anak kita muslim, akan sulit ikut makan di sekolah. Jadi lebih baik bawa bekal dari rumah. Karena menu sekolah biasanya banyak mengandung daging yang tidak halal, selain itu, proses pembuatannya banyak menggunakan bumbu soyu, kecap Jepang yang biasanya mengandung mirin atau alcohol. Sehingga kita sebgai orang muslim tidak akan bisa mengkonsumsinya. Akan tetapi, untuk nasi atau susu, masih bisa anak kita ikut mengkonsumsinya. Oiya, biaya makan siang anak ini setiap bulan saya bayar sekitar 4000-5000 yen atau setara 650.000 rupiah (kurs 130).

  1. Sapu tangan dan tissue adalah benda wajib yang harus dibawa setiap hari ke sekolah.

Sapu tangan ini digunakan terutama saat mereka ke kamar mandi, setelah selesai pipis atau BAB, mereka wajib cuci tangan, nah sapu tangan ini untuk mengelap tangan yang basah setelah dicuci. Kebiasaan ini akan mereka bawa sampai besar. Saya sering melihat ketika di toilet umum stasiun atau bandara atau kampus, orang Jepang selalu mengeluarkan sapu tangan dari kantong atau tasnya setelah cuci tangan dari westafel. Ini juga merupakan salah satu bentuk usaha menghemat penggunaan tissue, selain juga dengan tujuan kesehatan.

 

Banyak ya? Iya, awalnya orang tua agak repot menyiapkan itu semua, butuh biaya banyak juga. Namun, lama-lama anak dan orang tua akan terbiasa dengan kedisiplinan yang telah diterapkan sejak kecil. Dan mereka akan menjadi malu jika lupa membawa satu item, misal sapu tangan. Dan itu akan diingat terus oleh anak, sehingga tidak akan lupa lagi.

Ada yang beda kah dengan di Indonesia? Ada, terutama baju seragam. Di SD jepang tidak ada baju seragam. Bebas memakai baju apa saja. Sepatu saat berangkat dan pulang sekolah juga bebas warna apa saja, model apapun boleh.

 

Yang seragam hanya kaos olahraga dan celananya. Warna standar kaos putih polos dan celana biru gelap. Baik di kaos, celana, topi dan sepatu, semua harus diberi nama si anak.

 

Semua benda yang ada di dalam list, saya sertakan foto. Semua benda yang dibawa sekolah ini wajb diberi nama dengan marker yang tidak akan terhapus jika kena air atau dicuci. Hebatnya, tidak pernah anak saya kehilangan salah satu benda miliknya, misal pensil atau penghapus. Karena smua anak telah memiliki semua barang yang diperlukan di sekolah, selain itu, kejujuran adalah kunci bias bertahan hidup di jepang. Sehingga jika anak menemukan barnag milik temennya, maka akan langsung dikembalikan. Sejak kecil, mereka dididik untuk tidak merugikan orang lain. Jika mereka di posisi otang yang kehilangan barang, tentu saja mereka ingin barang yang hilang agar kembali, maka jika mereka menemukan barang, akan mereka kembalikan ke pemiiknya sesuai dengan nama yang tertulis di barang tersebut. Semoga bermanfaat.

 

Bersambung ke part 2.